Penata musik/Music Arranger adalah orang yang mengatur/mengaransemen sebuah musik/lagu. Untuk menjadi Seorang penata musik harus memiliki banyak pengalaman musical, sering mendengarkan music, mendalami suaatu jenis music, memahami karakter berbagai alat music, bahkan sampai harus menguasai ilmu dan bahasa music digital.
Beberapa yang wajib diketahui oleh seorang penata musik antara lain:
1. Ilmu Harmoni
Ilmu harmoni ini wajib dikuasai oleh seorang penata musik. Seorang penata musik akan selalu berhadapan dengan sebuah lagu mentah yang harus ditata harmoninya. Ilmu harmoni ini sangat sulit dipahami dengan pengalaman music yang minim. Akan tetapi akan sangat mudah bila orang tersebut memang memiliki bakat bermusik apalagi bagi orang yang memiliki “Naluri Nada Mutlak (Perfect Pitch)”. Orang yang memiliki Perfect pitch bisa dengan mudah mengaransemen lagu tanpa menggunakan suatu alat music sama sekali, juga bisa mengetahui nada dan chord sebuah lagu “hanya dengan mendengar”. Perfect pitch seseorang bisa diperoleh dengan jalan latihan terus menerus.
2. Melodi/lead
Melody mengisi bagian pada intro/interlude sebuah lagu, melody yang baik sebaiknya dibangun dan di adaptasi sesuai dengan tema melodi pokok lagu tersebut yaitu intro/introduce yang memperkenalkan sebuah lagu sebelum dinyanyikan. Memang gampang-gampang susah jika mencari melody/rangkaian nada yang enak di dengar dengan rangkaian chord tertentu. Melody yang baik adalah yang dapat menampakkan karakter lagu walaupun melody tersebut sangat simpel.
3. Rhytm atau beatMisal jika ingin membuat sebuah lagu dangdut, kita harus tau struktur rhytim section musik dangdut, yang meliputi kendang/tabla, perkusi lain, drum, rhytim piano, rhytim gitar, dan bass. Khususnya bagi penata musik yang menggunakan teknologi sequencer digital, mutlak harus menguasai ini, karena semuanya akan dimainkan seorang diri saja melalui media keyboard atau perangkat midi lainnya.
Bagian rhytim ini harus semanusiawi mungkin, yang mana, arransemen setiap elemen tersebut tidak keluar dari karakter instrument sebenarnya. Saya lebih suka dan sering membuat arransemen yang agak manusiawi khususnya pada lagu pop, Dan yang paling penting diketahui jika ingin membuat sebuah musik
yang „manusiawi‟ yaitu pengetahuan dan wawasan akan setiap instrument yang ingin digunakan.
4. Sound/Tone Color
Akibat perkembangan teknologi sound edit dan synthesizer, citarasa akan sound semakin berkembang seiring kreatifitas setiap musisi. Beberapa tahun terakhir banyak sound baru yang terdengar di dunia komersil khususnya. Tapi tidak jarang akibat perkembangan ini, masyarakat awam menjadi salah kaprah akan sound sebuah instrument.
Misal sound drum yang memiliki rentang frequensi lebar, akibat „kreativitas‟ banyak musisi dalam mengexplore drum edit, ada dua kemungkinan, drum kreasi tersebut jauh dari suara drum sebenarnya atau bahkan nyaris mirip drum asli. Tapi suara yang sering saya dengar sekarang ini adalah drum yang benar-benar ga mirip dengan sound drum asli. Inilah yang menjadi salah pengertian di masyarakat awam, dimana ketika mendengar sound drum asli, ga jarang pendengar awam akan bilang sound drum asli itu ga bagus, ga „enak‟, ga “ngbass” gak sebagus drum pada keyboard.
Inilah fenomena salah pengertian yang sedang terjadi di masyarakat akibat perkembangan teknologi.
penata musik sebaiknya sebisa mungkin akrab dulu dengan instrument asli yang akan dikerjakan, setidak-tidaknya dengan pola cara memainkan instrument tersebut untuk mengetahui karakter alami alat music tersebut, sehingga musik yang akan di tata memiliki unsur manusiawi. Hal ini akan menjadi edukasi positif bagi para pendengar awam akan musik.
5. Teknologi
Untuk penata musik yang menggunakan fasilitas sequencer atau MIDI, hal pokok yang perlu diketahui yaitu cara kerja dari platform sequencer tersebut dan bahasa umum/pokok dalam MIDI Dan selanjutnya akan lebih baik jika mengetahui teknologi tentang struktur synthesizer, tone generator, VSTi (Virtual Instrument), efek, dan teknologi pendukung lainnya.
6. Ciri khas
Jika ada seorang penata musik sangat khas ketika memainkan dan menyusun melodi instrument trumpet, usahakan untuk “menghindari” menyamakan ciri khas penata musik tersebut, sekalipun anda bisa mencontek atau bahkan lebih baik daripada penata musik tersebut. saya lebih suka “menghargai” ciri khas tersebut sebagai “milik” si penata musik tersebut, baik dalam hal teknik maupun sound. Tetapi bukan berarti kita akanmembuat arransemen trumpet dengan asal-asalan, melainkan tetap membuat alur melodi instrument trumpet sesuai dengan selera atau berdasarkan kaidah memainkan trumpet asli sebatas yang kita mampu, tanpa terpengaruh ciri khas penata musik lain. Sehingga setiap musik yang beredar secara komersil di masyarakat akan memiliki banyak khas dan warna dari berbagai penata musik. Di sisi lain, tiap penata musik secara tidak sadar akan diberikan “identitas” masing-masing oleh para pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar